tbonfz

random writings.

who knows? we called it destiny

enjoy!


hamparan luas yang menyajikan milyaran butiran halus berwarna putih kecoklatan yang sebagian akan dilahap air biru jernih

alias

pantai

memang cocoknya dikunjungi saat cuaca sedang cerah begini karena apapun yang kelihatan mata akan sangat jelas terekam potretnya. tapi cerah-cerah begini gak selalu indah. panas! memang sih sudah jam 3 sore, tapi rasa-rasa matahari terik sebelumnya tentu masih ada. tapi panas-panas begini, di sana keliatan satu cowok jangkung yang berdiri pakai vest rajut biru mentereng, celana jeans, di kepalanya bertengger kacamata bingkai warna putih, dan SEPATU. orang mana yang ke pantai pakai sepatu? ada. choi chanhee orangnya.

choi chanhee. orangnya modis. kemana-mana selalu tampil bak ia bakal berjalan di suatu pameran fashion ternama, singkatnya seorang model. apapun yang dipakainya bakal selalu kelihatan kayak brand-brand pakaian ternama, mungkin karena auranya sih?

tapi untuk hal satu ini—maksudnya pakai sepatu di pantai—bukannya malah mengundang banyak butiran halus itu masuk dan bikin kaki di dalam gak nyaman? kurang lebih begitu pikir cowok jangkung lain yang sedang bersamanya sambil pegang ponsel dengan 3 lensa kamera itu.

zhang hao. dia udah geleng-geleng kepala waktu... ehm... sebut saja “temannya” itu dengan impulsif bilang ke dia kalau mau ke pantai buat sekedar foto-foto cantik bahan unggahan di media sosial.

kalo ini bukan tuntutan pekerjaan, gak mungkin mau ditemenin.

kilas balik sedikit tentang mereka berdua, zhang hao sama choi chanhee ini keduanya model-kebetulan-ketemu pas lagi photoshoot buat launching brand clothing lokal yang turns out punyanya temen mereka, kevin. chanhee temenan langsung sih sama ownernya, tapi zhang hao ini temennya temen si owner.

kevin ini beneran definisi anak artsy banget. design dia outstanding dengan pilihan warna-warna mentereng tapi gak norak dan model pakaiannya juga versatile, makanya pas launching produknya pertama kali ini dia minta langsung deh chanhee, sahabatnya itu buat jadi modelnya sampe mohon-mohon soalnya jam terbang chanhee emang bisa dibilang udah lumayan buat seorang model.

satu model udah, sekarang satu lagi. masalahnya dia kurang kenal beberapa model lain yang dirasa emang cocok sama brand dia ini. jadilah dia bikin tweet dan kebetulan direply sama matthew, temen sekompleknya dulu waktu di canada. katanya matthew ada kenalan yang pas banget sama kualifikasi yang kevin cari dan bener aja, sekali liat zhang hao yang direkomendasiin sama matthew dia langsung “ok! you're hired!”

kevin sebagai owner dan director udah wanti-wanti mereka buat bangun chemistry karena katanya nanti bakal jadi coupled photoshoots. jadilah hao dan chanhee ini beberapa kali ngobrol dan ketemu buat bikin chemistry yang kuat dengan waktu kurang lebih 2 bulan sebelum hari photoshoot nanti. salah satu agenda mereka ya ke pantai tadi.

kembali lagi ke suasana di pantai. chanhee yang lagi liat-liat spot mana yang bagus buat latar fotonya itu diperhatikan aja dari belakang sama hao. kalo chanhee bilang “disini deh” maka hao bakal berhenti lalu bilang “okay” dan mengambil posisi buat potret cowok di depannya.

harusnya hao sudah ada ekspektasi bahwa chanhee yang notabenenya seorang model seperti dirinya, bakalan terlihat indah dari belah manapun mata memandang bukan? tapi untuk sekarang dia literally mematung sambil tangannya pencet-pencet tombol foto itu gak sadar, soalnya pemandangan di depannya bener-bener indah. indah banget dengan rambut blondenya itu dan sorotan matahari yang pelan-pelan udah mulai gak sepanas tadi. hao jadi ngerasa gak bisa ngalihin pandangannya ke objek lain selain chanhee. cantik banget sampai gak sadar bikin jantungnya makin berpacu cepat.

mata hao pelan-pelan memotret bagaimana indahnya chanhee dari ujung kepala yang sayangnya cuma berhenti sampai bibir dan leher jenjangnya. chanhee disana tetep berpose, tapi dia gak tau kalo orang yang lagi motret dia ini lagi berusaha nahan kepanasan karena matahari sekaligus nahan kepanasan karena malu, dia sadar lagi merhatiin bibir plump slightly glossy karena lip gloss dan paparan sinar matahari itu. pas sadar, hao langsung tiba-tiba bilang “udah nih!” teriak dikit sambil berdehem pelan.

chanhee lari ngibrit dari tempatnya buat ngeliat gimana hasil foto hao lalu keduanya menunduk biar cahaya matahari nggak bikin silau pas liat layar handphonenya. “damn, ini BANYAK BANGET???? hp i bisa-bisa meledak ini!” bilangnya heboh pas liat begitu banyaknya jepretan hao akan dirinya.

“you suruh i fotoin, ya i literally jepret-jepret aja sih ini, nanti kan tinggal you pilih ko, mau yang mana buat disimpen.” dia liat-liat jepretannya sambil mikir, beneran banyak banget demi Tuhan.. namanya juga GAK SADAR!!!

“udah dibilang jangan panggil i koko, ah! panggil pake nama biasa ajaa” ucapnya merengek dikit, tapi gak disangka habis itu ternyata cowok lebih tua dua tahun di atasnya itu suka sama hasil jepretannya, katanya ini style dia banget deh foto-fotonya. reflek sambil usak-usak kepala si hao.

DEG

kepalanya masih menunduk liat foto itu tapi hatinya udah berantakan, pikirannya flashback ke beberapa menit lalu pas dia perhatiin dengan seksama mata tertutup, bibir cantik, dan leher jenjang itu. pelan-pelan dia noleh ke chanhee yang pasang senyum yang menurut hao itu LUCU BANGET HUHUHU matanya sampe agak ilang karena kegirangan. yaampun, masa hao jatuh cinta sama partner modelnya sendiri gini sih??


setelah pertemuan di pantai itu, hao pelan-pelan mulai memupuk rasa lebih dari sekedar teman ke chanhee. lelaki leo itu mulai level up dirinya setiap agenda ketemu sama chanhee buat bondingnya ini, padahal aslinya dia sudah cakep tau! iya kan? sudah setara model pula sama kayak chanhee. tapi dia masih ngerasa harus tampil more stunning

if he wants chanhee to notice him.

kalau mau tau, memang mereka sekarang sudah sampai tahap mana sih? well, sebenarnya memang ada perubahan yang signifikan sih. tapi sedikit, kalo kata hao. mereka berdua sekarang seenggaknya sudah tau apa menu must-ordered satu sama lain kalo ke ichiroda sushi, juga sudah tau apa saja adds-on kalo pesen minuman di moonbucks. mereka berdua juga sudah sama-sama tau kalau ternyata mereka pake salah satu brand skincare yang sama dan mereka juga akhirnya ketemu fakta kebetulan kalo dulu mereka sempet bertanding di olimpiade matematika internasional waktu SMA. memang keren banget deh ini berdua.

balik ke saat ini, mereka hari ini mau jalan-jalan ke mall dan duduk di cafe sambil ngobrolin kerjaan. kedok doang sih, nyatanya ini akal-akalan hao aja biar bisa kasih kesempatan chanhee untuk liat dirinya! dia pakai sweater bulu warna kuning pastel yang ngebalut kaos tipis putih di dalemnya dan dengan lengan yang hampir nutup jari-jari tangannya, lalu pakai celana jeans denim terang robek-robek di paha, sepatu kets putih dan sentuhan terakhir

beberapa hiasan jepit rambut lucu yang bertengger di rambut-rambut sampingnya itu.

LUCU BANGET

dengan ngambil shoulder bag kulit kecil warna putih untuk melengkapi outfitnya hari ini, barengan sama suara “TING TONG!!” dari bel apartemennya. chanhee sudah datang menjemputnya.

pintu dibuka dan wangi semerbak paduan soft powdery, floral, dan sedikit musky itu bercampur aduk di sana. sekarang agaknya giliran chanhee yang mematung melihat gimana cantiknya jepit-jepit kecil itu menempel pada surai lembut cowok lebih muda di depannya ini.

“hi koko! eh maksud i chanhee.. hehe, masuk dulu bentar. i mau ambil dompet dulu di kamar, bentar yaaa!”

“iya haooo” lalu dia duduk di sofa abu-abu yang ada di ruang tamu itu.

pas duduk chanhee jadi kebayang-bayang ada apa gerangan ya cowok leo itu tiba-tiba tampil lucu begitu di depannya. soalnya kelihatan banget si hao hao ini memoles dirinya lebih. chanhee jadi sedikit salting juga barusan pas denger hao manggil dia “koko”, tapi pas dikoreksi jadi “chanhee” entah kenapa barusan dia rasanya aneh. padahal dia sendiri yang minta hao buat manggil dia kayak biasa kan?

sibuk berpikir sampe akhirnya hao dateng nyamperin dia balik dan chanhee memutus imajinasinya sejenak biar dia bisa nyetir dengan waras dan selamat sampai tujuan.


di perjalanan, kebanyakan suara radio yang memenuhi ruang mobil ini. tapi hao beruntung soal itu karena dia jadi bisa ngeliat gimana chanhee dengan outfit sweater beige kotak-kotaknya hari ini, kulot coklat gelap, dan sepatu krem dipadukan dengan jam tangan silver yang ngebalut pergelangan tangannya itu. seksi. bikin hao nelen ludahnya aja sambil garuk-garuk pelipisnya yang gak gatal itu. oh! chanhee hari ini juga pakai beret warna krem, tapi lagi ditaruh di atas dashboard karena lagi di dalem mobil. hao yang liat itu rasanya pengen pegang dan liat lebih dekat soalnya bagus beretnya.

“chanhee, itu i boleh liat gak beretnya? cakep deh.” katanya sambil noleh ke chanhee yang lagi fokus ke jalan di depan (gak tau aja sebenernya dalem hati lagi muji-muji zhang hao)

“boleh, you ambil aja. ohiya.. i take my words back, jangan panggil i pake nama biasa deh. panggil koko aja, noprob.” akhirnya apa yang dari tadi jadi pikirannya tersampaikan.

“ah gitu. okey koko! i ambil yah, beretnya hehehe”

chanhee walopun fokus ke depan, dia masih bisa liat gimana excitednya hao waktu liat beretnya. kayaknya anak itu beneran suka deh, sampe dia cobain soalnya. pas banget lagi lampu merah! chanhee jadi bisa liatin gimana hao pake beretnya itu, tapi sayangnya dengan dia pake beretnya, jepit-jepit lucu yang dari tadi jadi spotlight jadi ketutupan..

“hao, beretnya jangan dipake deh..”

hao kaget, waduh apa dia ada bikin rusak beret chanhee— “eh kenapa ko? maaf i gak izin dulu mau pake..”

“noprob! cuma.. itu.. jepit you jadi berantakan ketutupan sama beret i.”

“oh yaudah, i lepas aja dulu jepitnya deh”

“eh JANGAN!!”

waduh.. ini hao ada salah lagi ya, koko?

“you look pretty with that hairpins, didi. jangan dilepas, i suka liatnya”

JYAAAAKHHH

dan apa itu? didi? chanhee beneran panggil dia didi? rasanya zhang hao udah gak bisa berpijak ke tanah lagi. bahkan car seat yang didudukinya sekarang juga gak berasa apa-apa karena dia terlalu SALTING. salahin cowok virgo yang mulutnya bahaya ini!!

dengan terbata-bata dia jawab “i.. iya, ko” sambil berdehem. keduanya berdehem saut-sautan buat mengurangi rasa canggung yang menguar abis kejadian tadi.


singkat cerita dari awalnya panggil zhang hao-choi chanhee lalu hao-chanhee sampai akhirnya koko-didi ini, bisa keliatan kalau mereka udah semakin dekat dan nyaman satu sama lain. ada berantem-berantemnya sih dikit, tapi itu serius hanyalah gara-gara masalah sepele yang sayangnya mereka anggap serius. masalah mix and match outfit deh pokoknya.

photoshoot buat launching brand clothingnya kevin pun tiba. mereka berdua sekarang ini lagi ada di ruang make up, siap-siap untuk berpose nantinya setelah penantian dua bulan untuk coupled photoshoots ini.

“koko.. nervous gak?” yang lebih muda nanya.

“hmm.. i biasa aja sih, tapi nervous dikit soalnya bakal foto with you”

TOLONG ZHANG HAO YA TUHAN “haha tenang ko! i gak gigit kok nanti” tapi i langsung makan you, koko. bercanda.

kevin pun manggil mereka dan pemotretan dilakukan. yang pertama individual shoots dulu. keduanya sangat apik dalam berpose, kevin jadi tidak perlu terlalu banyak mengkomando mereka harus berpose seperti apa karena mereka sudah lumayan jago dan sesuai dengan maunya kevin.

tibalah saat dimana pemotretan berpasangan ini berlangsung. kevin ngarahin berbagai pose buat mereka berdua. sampai pada pose kelima yang menjadi penutup sesi pemotretan hari ini, dimana kevin nyuruh agar dua orang ini berpose dahi saling menempel dan kepala dimiringkan sedikit. chanhee sama hao malah jadi tatap-tatapan dulu sebelum ngelakuinnya. yang tadinya bilang dia biasa saja, sekarang jadi TIDAK BIASA SAJA karena degup jantungnya berpacu lebih cepat. ia akan sedekat ini dengan zhang hao dan akan bisa melihat bagaimana tahi lalat kecil di daerah tulang pipi yang menambah kesan cantik pada wajahnya itu dari jarak yang amat dekat. gak sadar keduanya waktu ngelakuin pose itu jadi nahan napas sedikit, sehingga pas kevin ngarahin untuk pose selanjutnya, mereka berdua jadi menghela napas banyak-banyak. kevin yang liat itu cekikikan sedikit, kurang lebih taking hints about what's going on between his bestie and that cute guy.

“IT'S DONE!! THANK YOU SO MUCH FOR ALL THE HARD WORK GUYS!!” seru kevin pada seluruh crew yang membantunya dan tak lupa pada chanhee dan hao juga.

“BESTIES! makasih banyak yaa udah mau bantu i di project ini, you guys did a great job! i know i can trust you hahaha” keduanya mengiyakan sambil membalas pelukan yang diberikan kevin.

“ohya, ntar kalian ke ruangan make up and i'll bring your meals there, okay? ditunggu!”

sampai di ruangan make up ternyata matthew datang juga buat liatin zhang hao. pas chanhee sama hao baru banget menginjakkan kaki di ruang make up, matthew langsung nyerbu hao dengan pelukan dan ciuman di pipi. di. depan. chanhee.

“AAAAAAAAKKHHH YOU DID WELL, BUBIE! i saw you there by the way, cakep banget 10/10!!” sorak matthew sambil masih peluk hao

chanhee senyum aja liat itu sambil dehem sedikit dan langsung beranjak ke tempat duduknya. di kepalanya muter-muter bayangan gimana matthew nyium pipi hao dengan sebegitu gampangnya?? dia jadi mikir.. gimana ya kalo dia nyium hao.

maybe if matthew can kiss him on his cheeks, i probably can kiss him.. on.. his.. lips?? perhaps.

pikiran ngablu itu langsung ditepisnya, barengan dengan hao yang tiba-tiba ada di depannya, menarik dia ke changing room. chanhee yang abis mikir aneh-aneh dan masih berusaha menjernihkan pikirannya itu malah makin dibuat gak bisa mikir dengan hao narik dia kesini.

suasananya agak canggung sih, tapi hao langsung memecah kesunyian itu dengan bilang

“koko cakep banget hari ini, koko cantik, looks soooo pretty!” ucapnya sambil malu-malu.

chanhee jadi langsung sadar dan bales, “didi.. have you seen yourself, didi looks soo pretty and stunning too. i almost can't take my eyes off you, tau.” lalu keduanya cekikikan atas hal itu.

“koko, setelah dua bulan bareng ini i jadi ngerasa seneng banget to get to know you more! gak nyangka hehe dapet.. ehm.. temen kayak koko. abis ini i harap gak putus kontak yaa” hao bilang itu sambil nunduk, gak berani natap chanhee soalnya dia takut nangis.

tapi gak berlangsung lama, soalnya dagunya dibawa naik sama chanhee buat natap dia pas di mata. entah karena mungkin suasana ini mendukung, dia jadi natap hao dan bilang “i juga feel grateful to know you, didi. you're the best, and ehm.. i guess, thank you for bikin i bisa ngerasain this kind of feeling?”

hao kedip-kedip, mengerjapkan matanya cepet, kayak gak percaya sama apa yang didengernya dari chanhee. this kind of feeling? apa.. ini.. artinya…

“i love you, didi. koko sayang didi”

LUTUT ZHANG HAO LEMAS

tapi beruntung (atau gak malah memperparah sih ini..?), chanhee ngambil keputusan buat reka ulang adegan pemotretannya tadi sama hao dengan nempelin dahi mereka berdua. aduh.. inimah bikin lutut hao makin kopong rasanya, koko!!

but he managed to reply to his words dengan suara yang gemetar karena jantungnya lagi balap liar di dalem sana

“i love you too, koko cantik”

and they just fell into their moments and kiss each other softly. no rush. no lust. there's only love in the air.

terus tiba-tiba..

“CHOI CHANHEE, ZHANG HAO, WHERE ARE YOU AT???” itu kevin teriak karena tiba-tiba dua model kesayangannya ini lenyap dari pandangan.

— jushaknyeon. who knows? we called it destiny. (2023)

Seatap? yakin?

tags : nyuhak as boyfriends , domestic fluff , silly boyfriends , impulsive writing

enjoy!


gimana ya ceritanya kalau orang yang lebih suka sendirian dan orang yang harus, kudu, wajib, MUSTI banget ditemenin tuh ngejalin hubungan alias pacaran?

ya.. kayak gini

kayak chanhee dan haknyeon beberapa bulan lalu, mereka sebenernya lagi makan bareng atau sebut saja ngedate di kopma habis kelas keduanya. tiba-tiba aja pas salah satunya udah selesai makan, dilihat cowok yang mukanya kecil itu sedang bengong sambil pegang sendok yang gak berisi apa-apa.

“eh!” gak didengar. haknyeon sampai ngibas-ngibasin tangannya di depan muka chanhee biar atensi cowok itu balik lagi dan nggak kayak orang kesambet setan diem.

“eh, kak. kenapa bengong gitu? makan itu lho diabisin, ntar keburu kelas lagi.” lanjutnya

chanhee langsung agak kelimpungan pas kesadaranya balik lagi dan lanjut habisin makananannya. pas udah habis baru dia tanya lagi haknyeon, “kenapa tadi?”

terheran sambil bergidik sedikit, “harusnya gue gak sih kak yang nanya gitu? sampe bengong lo sendoknya melayang, kayak kesambet.. hiii”

“ngaco banget deh. ngga, aku mikirin aja gimana kalo kita... tinggal bareng?” kata chanhee sambil mengaduk es tehnya itu.

yah.. pembahasan ini lagi

sebenernya udah pernah dibahas sama mereka berdua, hanya saja waktu itu haknyeon kayak masih berpikir keras banget soalnya dia memang terlalu terbiasa tinggal sendiri dan memang lebih nyaman sendirian, walaupun mbti-nya E sih.

kalo dari perspektif chanhee, dia sendiri memang lebih suka “keintiman” yang didapatnya, walopun dia jarang nunjukkin itu sih.. tapi sebenernya mah dia takut kalau sendirian. makanya setiap 3 kali seminggu, dia pasti pulang ke rumah orang tuanya karena nggak kuat sendirian. untung bisa dibilang cukup dekat kalau PP, cuma 1 setengah jam aja. atau mungkin dia bakal melancong ke kost-an haknyeon dan tidur siang di sana sebelum balik lagi ke kost-annya sendiri.

“gimana ya, kak..? lo yakin?”

tiba-tiba pembicaraannya serius

“ya, yakin lah.. emangnya kenapa?” dia tetap penasaran, kenapa sih pacar berondong beda setahunnya itu sebegini berpikir kerasnya kalau menyangkut “tinggal bareng”, lagi pula hanya tidur satu atap saja, kan?

dan...

yah, sekarang udah sekitar setengah tahun mereka tinggal bareng dan syukurnya masih awet berpacaran hingga saat ini.

kayak yang haknyeon duga sebelumnya, tinggal bareng pasangan apalagi saat masih cuma dalam status pacaran tuh sebenernya riskan sekali, buktinya mereka beberapa kali meributkan hal yang itu-itu saja pas baru semingguan tinggal bareng, yang artinya mereka bisa dibilang full ngeliat satu sama lain dan nggak sama kayak sebelumnya waktu chanhee masih setengah-setengah numpang tidur di kost haknyeon kalo dia lagi kangen sama cowoknya itu.

mulai dari ributin tata letak ruangan lah, siapa yang nyapu, siapa yang masak, siapa yang cuci baju, dan gimana kalau saat sedang diterjang tugas mandiri yang datang jor-joran plus dikejar deadline itu. awalnya sih emang agak kewalahan ya, tapi untungnya they can solve their problem, walaupun it really takes time buat menyatukan pemikiran dan adaptasi atas habit di “rumah” yang masing-masing belum pernah sama sekali mereka liat dari satu sama lain.

mereka tinggal di apartemen sekarang, yang tentunya masih lumayan strategis dengan jarak tempuh ke kampus. karena kamar tidur di apartemen hanya ada satu (cari yang murah gais), mereka jadi ngebagi kamarnya itu jadi dua section. section kanan punya haknyeon, section kiri punya chanhee dan keduanya pun didesain berbeda sesuai pengennya dua orang ini. biar adil.

chanhee memilih ada di kiri karena katanya biar dia nggak gitu berhadapan langsung dengan jendela kamar, dia lebih suka leha-leha dulu di atas kasur. beda dengan haknyeon yang memang morning person, jadi dia oke-oke saja pas disuruh tidur di sebelah kanan sama chanhee.

settingan interior masing-masing section mereka pun cukup bisa dibilang berbeda dan kontras. haknyeon lebih suka interior dengan tone earthy dan simpel, sedangkan chanhee sebenernya simpel juga.. tapi di sectionnya jadi lebih rame sedikit karena ada rak yang menampung semua boneka-boneka lucunya dan tas-tas modis yang cukup sering dirinya pakai kalau ke kampus atau jalan-jalan biasa.

kalau kata haknyeon pas awal-awal dia tau koleksi punya pacarnya itu, dia nyeletuk, “kak ini kalo taun depan enggak cukup uang buat bayar sewa apart, kita gadai aja kali ya?” sambil menoel tas chanhee.

“apanya yang di- HEH! SEMBARANGAN!!” dan chanhee akan ngamuk sampe haknyeon tersungkur ke lantai dan merapal kata maaf sambil cekikikan.

untuk ngatasin siapa yang giliran bersih-bersih, mereka sepakat buat meluangkan waktu weekend, jam berapapun itu asal tidak subuh dan larut malam, buat beres-beres apartemen bareng. kalau udah selesai, mereka bakal duduk aja di ruang tamu minimalis itu sambil nonton (lebih sering chanhee sih yang menonton sendirian, haknyeon cuma nemenin sambil baca buku novel fantasinya itu) atau makan es krim.

kayak sekarang, kaki haknyeon lagi diluruskan ngelewatin arm rest sofa sambil senderan di bahu chanhee dan makan es krim cone swalayan rasa vanilla coklat itu. sebagai pacar yang baik, haknyeon tentu aja nawarin es krim ke pacarnya yang dia sadar udah lirik-lirik terus es krim di tangannya itu.

“mau? nih”

es krim yang disodorin haknyeon langsung dilahap chanhee dan dia sengaja makan bagian cokelat yang dia tau disisihkan haknyeon buat dimakan terakhiran karena haknyeon suka itu.

“IH KOK YANG ITU DIMAKAN SIH? emang boleh semengambil itu, hah?!”

chanhee males debat sama cowoknya itu, jadi dia kasih aja lagi bagian cokelat favorit haknyeon itu balik...

lewat ciuman.

yaaaa tamat, makasi.

Matahari mulai redup. Hembusan angin dingin mulai menerpa kulit setiap manusia yang sedang menapaki kaki-kakinya di jalan.

Tak terkecuali seorang pemuda bernama Youngjae. Kaki jenjangnya begitu lincah membawa dirinya menuju tempat yang disebutnya Rumah.

Udara dingin membawa pikirannya membayangkan minuman hangat dengan semangkuk roti-rotian sebagai teman.

“Huff.. sampai,” helanya.

Langkahnya terhenti, membuka pintu gerbang dengan perlahan. Senyum tidak lepas dari raut wajah cerianya.

Tok, tok, tok.

Kebiasaannya mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan yang akan memberinya kehangatan tersebut.

“Kak Haknyeon-!”

Ia tercekat. Sunyi. Sepi. Dingin.

Seiring pintu tertutup, wajah cerianya kian berubah sendu. Mata berbinarnya membawa tetesan air membasahi pipinya yang memerah karena kedinginan.

Youngjae membawa dirinya terduduk di sofa ruang tengah. Pikirannya melanglang buana, memutar kembali memori kehangatan bersama Kakak-nya itu setiap musim dingin.

Haknyeon yang selalu menyambut kedatangannya dengan dua gelas teh kamomil hangat, Haknyeon yang bersemangat mencoba resep-resep hidangan baru, Haknyeon yang kerap bersenandung tiba-tiba...

Haknyeon..

Haknyeon..

We used to promise each other that we'll be together, aren't we?


©tbonfz

tags: kinda messy plot, impulsive writing, boys kissing, cuddles, hugs, bite, younghoon just passes by. pairing : kyunyu

Enjoy !


“chanhee...”

panggil changmin membuat dua insan yang sedang bersantai di studio itu menoleh ke arah pintu.

dirinya langsung mendekat dan ikut berbaring memeluk chanhee di sofa studio yang agak sempit itu.

younghoon yang melihat interaksi keduanya pun hanya terkekeh dan mengucap pamit singkat sembari menepuk halus pucuk kepala keduanya.

“inget dikunci nanti. balik dulu ya..” ingat younghoon yang hanya dibalas deheman singkat oleh chanhee.

dirasanya younghoon sudah agak jauh, chanhee menepuk pelan punggung laki-laki di atasnya itu.

“lagi capek?”

changmin mengangguk kecil kemudian menghadapkan wajahnya ke arah yang lebih tua.

chanhee menggigit bibir bawahnya gemas melihat kedua mata berbinar changmin.

“no. jangan gigit bibirnya. jelek.” ucap changmin dengan alis menukik tanda tak suka.

ibu jarinya kemudian dibawa untuk mengelus bibir laki-laki di bawahnya. menyuruhnya stop menggigit benda lembut itu.

sentuhannya sarat akan friksi. menghantarkan desiran halus pada tubuh keduanya. nafas memberat dan tatapan sayu mengawali.

peluknya semakin erat. jari mungil yang tadinya hanya mengelus kini dibawa masuk ke dalam mulut yang lebih tua. digigit layaknya permen.

stop it, naughty.

namun ucapan changmin tidak digubris sekalipun. ia tetap melanjutkan menggigit dan memberi kecupan kecil pada ibu jari itu.

such a tease.

changmin membawa wajahnya menelusuri ceruk leher chanhee. kecupan halus diberikan sepanjang rahang sembari menghirup bau parfume manis yang terasa sedikit asing oleh inderanya.

“kamu ganti parfum ya?”

ibu jarinya ditarik, memberi ruang untuk chanhee menjawab pertanyaannya.

“mhm. . . bought it last night hehe, katanya sih baunya enak jadi aku beli aja. did you like it?”

changmin menangkup pipinya lembut, “ofcourse! actually, apapun yang kamu pake pasti aku suka sih. lagian ini baunya juga pas di kamu, ga terlalu nyengat jugㅡ”

chanhee tiba-tiba bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk di atas pangkuan changmin.

“gantian dong.. kamu dari tadi di atas aku, berat tau.” chanhee mencebik.

“i'm sorry pretty one. sini, gantian peluknya.”

they're just giggles at each other. sambil menggoyang-goyangkan badan mereka kesamping kanan dan kiri.

“udah... stoppp.. aku pusing” changmin whines.

“utututu cayangku, pusing ya? sini cium so pain pain can go away!”

pun kecupan kecil diberikan ke pucuk kepala, kening, pelipis, dan pipi changmin.

ada yang kurang.

“masa segitu aja?”

chanhee memasang tampang berfikir. memang dalam urusan menggoda, ialah ahlinya. changmin yang terlanjur frustasi dengan sikap chanhee langsung mengalungkan tangannya pada leher laki-laki di atasnya ini.

“aku enggak ngerti ji changmin. coba bilang, kamu mau apa?”

“my precious lips doesn't have their kiss yet..”

chanhee terkikik mendengar rengekan changmin. lucu sekali pacarnya ini. kini berganti, ibu jarinya dibawa mengelus ujung bibir changmin.

“chanhee, noooo! i don't want those fingers.. mau cium!”

“dasar banyak mau.”

“biarin, wle.”

-end, ig?

“chanhee...”

panggil changmin membuat dua insan yang sedang bersantai di studio itu menoleh ke arah pintu.

dirinya langsung mendekat dan ikut berbaring memeluk chanhee di sofa studio yang agak sempit itu.

younghoon yang melihat interaksi keduanya pun hanya terkekeh dan mengucap pamit singkat sembari menepuk halus pucuk kepala keduanya.

“inget dikunci nanti. balik dulu ya..” ingat younghoon yang hanya dibalas deheman singkat oleh chanhee.

dirasanya younghoon sudah agak jauh, chanhee menepuk pelan punggung laki-laki di atasnya itu.

“lagi capek?”

changmin mengangguk kecil kemudian menghadapkan wajahnya ke arah yang lebih tua.

chanhee menggigit bibir bawahnya gemas. changmin membawa ibu jarinya mengusap bibir chanhee. memberi isyarat agar tak menggigit bibir indah itu.

peluknya semakin erat. ibu jari mungil itu dibawa masuk ke dalam mulut yang lebih tua. digigit kecil layaknya permen.

ARGHHSHEKSEHA GAK TAU LAGIII

“chanhee...”

panggil changmin membuat dua insan yang sedang bersantai di studio itu menoleh ke arah pintu.

dirinya langsung mendekat dan ikut berbaring memeluk chanhee di sofa studio yang agak sempit itu.

younghoon yang melihat interaksi keduanya pun hanya terkekeh dan mengucap pamit singkat sembari menepuk halus pucuk kepala keduanya.

“inget dikunci nanti. balik dulu ya..” ingat younghoon yang hanya dibalas deheman singkat oleh chanhee.

dirasanya younghoon sudah agak jauh, chanhee menepuk pelan punggung laki-laki di atasnya itu.

“lagi capek?”

changmin mengangguk kecil kemudian menghadapkan wajahnya ke arah yang lebih tua.

chanhee menggigit bibir bawahnya gemas. changmin membawa ibu jarinya mengusap bibir chanhee. memberi isyarat agar tak menggigit bibir indah itu.

peluknya semakin erat. ibu jari mungil itu dibawa masuk ke dalam mulut yang lebih tua. digigit kecil layaknya permen.

ARGHHSHEKSEHA GAK TAU LAGIII

ini bukan malam minggu, tapi changmin dan chanhee emang sengaja aja hunting angkringan gitu. kali aja nemu yang enak kan?

mereka milih stop di salah satu angkringan yang jual mie ayam, bakso, soto, sama telur stm.

cari yang anget-anget gitu selain pelukan pacar. anjay.

duduk, pesen, tunggu deh.

“pelayanannya bagus juga di sini, walopun lumayan rame sih..” komentar pemuda tupai berkacamata itu.

tepat sehabis itu makanan mereka dateng.

“yay! selamat. . .”

“MAKAN!!” seru mereka berdua barengan.

ini bukan malam minggu, tapi changmin dan chanhee emang sengaja aja hunting angkringan gitu. kali aja nemu yang enak kan?

mereka milih stop di salah satu angkringan yang jual mie ayam, bakso, soto, sama telur stm.

cari yang anget-anget gitu selain pelukan pacar. anjay.

duduk, pesen, tunggu deh.

“pelayanannya bagus juga di sini, walopun lumayan rame sih..” komentar pemuda tupai berkacamata itu.

tepat sehabis itu makanan mereka dateng.

“yay! selamat. . .”

“MAKAN!!” seru mereka berdua barengan.

“i.... may i sit on your lap?”

tags : non-baku, 200+ words, fluff, tooth-rooting(?), cuma sunric pangkuan, thanks yaa promptnya!

ENJOY !!


kurang lebih udah 3 menit gak ada suara satu pun keluar dari mulut kedua cowo ini.

duduk di sofa, satunya sibuk main nintendo switch, satunya ya... cuma mandangin aja sampe bosen.

beneran bosen, sampe cowo yang lebih tua ㅡsunwooㅡ menghela nafas kasar dan ngebuat cowo satu lagi noleh ke dia.

“kayaknya aku bisa terbang deh gara-gara nafas kamu, nu.” kata eric setengah bercanda.

“ngacoooo deh” dibales sambil benerin sedikit rambut agak keritingnya.

. . . hening lagi.

tapi kali ini sunwoo mandangin eric sambil taruh dagunya di lutut eric yang naik. kayak pose nongkrong di warkop gitu deh.

“eriiiiiiiccccc”

“apaaaaaaa? mau apa?”

setelah ditanya gitu sunwoo cuma nyengir, ngasih tunjuk gingsulnya yang gemes.

hadeeeh

“gausah lucu-lucu kamu.” tanggap eric.

“iya emang yang cocok lucu kamu doang.” jawab sunwoo sedikit mendengus.

“cepettt bilang mau apaa. nih udah aku taruh nintedonya, capek juga main ini mulu.”

sunwoo gak langsung jawab. dia mikir dulu ini.

“nu cep-..”

“mau dipangku eric, boleh engga?”

. . .

yah keduanya malah saling tatap, sama-sama shock mungkin? gatau deh.

eric mutus tatapannya duluan, beralih dorong sunwoo dikit dan langsung naik ke paha sunwoo.

“maunya aku yang dipangku, bukan aku yang pangku kamu.” sahut yang lebih muda sambil tempelin jari telunjuknya ke dahi yang lebih tua.

keduanya cuma cekikikan habis itu. berakhir dengan sunwoo yang dorong eric, sampe ganti dia yang jadi dipangku.

“kamu udah sering, sekarang giliran aku pokoknya.” jawab sunwoo sambil balik badan dan ambil alih nintendo switch yang sempet jadi nyamuk tadi.

eric cuma bales dengan ketawa sambil pukul dikit bahu pacarnya itu.

“iyaaaaaaa yang mulia.”

  • gii / gia

“i.... may i sit on your lap?”