Promise
Matahari mulai redup. Hembusan angin dingin mulai menerpa kulit setiap manusia yang sedang menapaki kaki-kakinya di jalan.
Tak terkecuali seorang pemuda bernama Youngjae. Kaki jenjangnya begitu lincah membawa dirinya menuju tempat yang disebutnya Rumah.
Udara dingin membawa pikirannya membayangkan minuman hangat dengan semangkuk roti-rotian sebagai teman.
“Huff.. sampai,” helanya.
Langkahnya terhenti, membuka pintu gerbang dengan perlahan. Senyum tidak lepas dari raut wajah cerianya.
Tok, tok, tok.
Kebiasaannya mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan yang akan memberinya kehangatan tersebut.
“Kak Haknyeon-!”
Ia tercekat. Sunyi. Sepi. Dingin.
Seiring pintu tertutup, wajah cerianya kian berubah sendu. Mata berbinarnya membawa tetesan air membasahi pipinya yang memerah karena kedinginan.
Youngjae membawa dirinya terduduk di sofa ruang tengah. Pikirannya melanglang buana, memutar kembali memori kehangatan bersama Kakak-nya itu setiap musim dingin.
Haknyeon yang selalu menyambut kedatangannya dengan dua gelas teh kamomil hangat, Haknyeon yang bersemangat mencoba resep-resep hidangan baru, Haknyeon yang kerap bersenandung tiba-tiba...
Haknyeon..
Haknyeon..
“We used to promise each other that we'll be together, aren't we?“
©tbonfz