Earthmix Oneshoot Au!
Sore itu di Adiwara Dara Ayu Villas, terlihat Mix sedang merenung sambil menikmati keindahan sunset. Jari-jarinya bergulir pada layar ponselnya, menelusuri berbagai destinasi wisata yang mungkin akan dikunjunginya selama di Pulau Dewata ini.
“Ke Bukit Campuhan? Atau ke Desa Wisata Ubud ya?? hmm... Eh kesini aja deh, Pura Tirta Empul. Ok Mix, ayo siap-siap!” ucapnya pada diri sendiri dan mulai menyiapkan barang-barang keperluannya untuk esok hari.
Setelah 43 menit perjalanan bersama ojek, sampailah Mix ke Pura Tirta Empul yang terletak di daerah Tampak Siring ini. Baru sampai di Jaba Pura, Ia dibuat sangat kagum akan arsitektur yang membangun Pura yang sudah ada sejak tahun 962 Masehi ini.
Tujuan Mix memilih destinasi wisata ini, tentu saja karena ia ingin mencoba melakukan ritual melukat atau pembersihan diri sekalian menyatu dengan alam katanya.
“Siapa tahu, habis melukat nanti gue tambah ganteng.” Guraunya.
Setelah berganti pakaian menggunakan atasan kaos putih polos dan kain kamen yang dililitkan di pinggang, Ia memutuskan untuk mengabadikan momen ini lewat kameranya. Mix terlihat kesulitan saat ingin memotret dirinya sendiri dengan pemandangan orang-orang melukat sebagai latarnya, maka Ia mencoba meminta tolong pada siapapun yang lewat dihadapannya untuk mengambil foto dirinya.
“Bli... boleh minta tolong, gak?” Pria berperawakan tegap dan berkain kamen batik gelap itu menoleh setelah merasa seseorang memanggilnya.
“Eh... tiang?” (trans: Eh... saya?) “Iya iya, Bli yang saya panggil.”
Terlihat pria itu terdiam sejenak, sebelum berjalan menghampiri Mix.
“Wenten napi nggih?”
Mix melongo, tidak mengerti apa yang dikatakannya. Pria itu menyadari ekspresi bingung lawan bicaranya yang bisa dibilang terlihat lucu di matanya, cepat-cepat Ia mengoreksi
“Maksud saya, ada apa ya? Kenapa kamu manggil saya?” “Ohh gini Bli, saya mau minta tolong difotoin. Boleh gak?” “Panggil saya Bli Erd aja. Boleh... sini-sini!”
Mix buru-buru membenahi dirinya dan menampilkan senyum terbaiknya agar terlihat bagus saat difoto.
1... 2... 3... Cekrek!
“Wih bagus loh hasil fotonya, Bli. Makasih ya!” ucap Mix kegirangan sambil mencakup kedua tangannya.
“Nggih, mewali. Kamu baru mau melukat, ya?” “Iya Bli Erd, saya mau melukat. Tapi foto-foto dulu hehe.” “Oh gitu... ya sudah barengan aja sama saya nih, Bli juga mau ke Jaba Tengah tadi tapi keburu dipanggil sama kamu.”
Mix terlihat berfikir, merasa agak tidak enak pada Bli Erd ini karena sudah menyita waktunya.
“Engga apa-apa nih, Bli Erd?” “Loh ya jelas engga apa-apa. Ayo keburu rame nanti orangnya.”
Setelah meletakkan kameranya, Mix dan Earth buru-buru memasuki area Jaba Tengah di mana terdapat dua kolam dengan 13 pancoran dengan makna berbeda-beda disetiap kolamnya. Dua insan ini terlihat asik mengobrol seperti teman yang sudah kenal lama, walaupun nyatanya mereka baru bertemu setelah insiden “foto” tadi.
“Ngomong-ngomong... sira parabne niki? uling tunian ajak ngorte kéwale tiang durung uning parab ragané hahaha.” (trans: ... siapa namamu? dari tadi kita ngobrol tapi saya belum tahu namamu hahaha.) ucap Earth dengan suara berat nan medok khas Bali-nya yang membuat Mix ternganga, lagi.
“Maaf-maaf hahaha, saya tanya nama kamu siapa?” “Oalah... nama saya Mix, Bli.” “Mix ya? Senyum kamu manis banget, saya suka.”
Pipi Mix spontan menghangat setelah mendengar pujian dari Bli Earth tersebut. Meskipun suasana berubah canggung, Mix tidak lupa mengucapkan terimakasih atas pujian yang diberikan untuknya.
Tak menunggu lama lagi, kedua pria ini memulai ritual melukat mereka dengan khidmat sambil menikmati segarnya air pancoran dan debaran mengasikkan di dada mereka.
Siapa yang menyangka, pertemuan tidak terduga di Pura Tirta Empul itu mampu membuat Earth dan Mix menjadi sepasang kekasih sekarang. Meskipun artinya mereka harus menjalani hubungan LDR Jakarta-Bali, komunikasi antara keduanya masih sangat-sangat lancar.
Tak jarang demi mengobati rasa kangen, mereka mengunjungi satu sama lain. Entah itu Bli Earth yang terbang ke Jakarta, atau Mix yang terbang ke Bali.
Seperti saat ini, setelah seharian jalan-jalan di seputaran daerah Sanur, mereka memutuskan untuk menyaksikan indahnya sunset di pantai Mertasari sambil menyantap lumpia dengan bumbu tauco.
“Bli Erd, suksma nggih sampun nyarengin tiang nelokin sunset driki.” (trans: Bli Erd, makasih ya sudah nemenin saya ngelihat sunset disini.) ucap Mix dengan senyuman lembut yang membuat Earth jatuh cinta itu.
“Wih... udah bisa bahasa Bali nih ceritanya?” “Bisa dong, kan diajarin!” “Mboeee, emang siapa yang ngajarin kamu?” “Siapa ya? pokoknya dia orang Bali terus pacarnya Mix!!”
Melihat tingkah kekasihnya itu, Earth mengacak rambut Mix gemas.
“Ihh kamu ni ya!” “Engken?? masalah?” (trans: kenapa?? masalah?) ucap Mix sambil menjulurkan lidahnya, meledek Earth.
“Ah ngambul gen suba neh.” (trans: Au ah aku ngambek aja.) rajuk Earth.
Mix tertawa melihat tingkah laku kekasihnya dan berakhir memeluknya dengan erat.
“Mix sayang Bli Earth.” ucap Mix sambil mengedip-ngedipkan matanya lucu.
“Bli sayang Mix juga.”
~THE END~