9 hari kemudian...
“Dek, coba bukain pintu itu ada tamu!”
“Bentar ma, lagi siram kaktus!” sahut Mix kepada mamanya itu.
Mix bergegas menyelesaikan kegiatan menyiram tanamannya untuk menghampiri tamu yang datang tersebut. Senyum sumringah Ia tujukan kepada sosok tegap yang baru melangkah keluar dari mobilnya tersebut. Itu kekasihnya, Earth Pirapat. Dengan langkah kecil nan semangat, Mix pun menghampiri Earth. Jujur, Mix cukup kaget karena Earth tidak mengatakan apapun sebelumnya tentang jam berapa Ia akan berangkat ke rumah Mix.
“Kok ga bilang sih.. aku jadi belum siapin apa-apa tau.” Tolong, ekspresi cemberut ini membuat Earth gemas.
“Surprise!! hahah... sini?” ujar Earth sambil merentangkan tangannya lalu merangkul Mix ke dalam pelukan penuh kerinduan itu.
Hingga tiba-tiba ujaran mama Mix terdengar, “Mix? Adek? Tamunya siapa kok ngga diajak masuk?”
Keduanya malu, setelah kedapatan tengah berpelukan mesra di depan rumah oleh sang mama.
Ah... benar-benar anak muda.
Setelah masuk dan sedikit berbincang dengan sang mama, Mix dan Earth memutuskan untuk menuju kamar milik Mix. Dilihat-lihat, kamar ini tidak jauh berbeda sejak kurang lebih sebulan lalu Earth terakhir mengunjunginya. Nuansa hangat dengan meja kerja kecil berisikan beberapa bingkai foto Mix dan dirinya, beberapa alat tulis kerja, dan kaktus kecil yang sempat Mix ceritakan padanya minggu lalu.
“Itu ya? kaktusnya? beneran lucu sih.” tanya Earth
“Coba bayangin deh, kita dibayar karena lucu.” Beginilah Mix, dengan segala ucapan random yang tiba-tiba keluar dari mulutnya.
“Hahah.. pasti kamu bakalan kaya. Soalnya kamu lucu banget, aku ga sanggup.” Earth menanggapinya dan berakhir dibalas pukulan pelan dari Mix.
Cukup panjang perbincangan mereka setelah perdebatan kecil itu. Tentang bagaimana kehidupan Earth disana dan keadaan Mix disini, bercerita tentang ulah Cimot —kucing peliharaan Mix— yang sering mengganggunya ketika sedang membuat laporan.